Jumat, 20 Juli 2012

Ketentuan Lomba

Syarat Lomba Kritik Sastra


Menyambut terbitnya Buku Puisi Telaga, maka diadakan Lomba Kritik Sastra (Puisi) dengan ketentuan sebagai berikut:



1.        Terbuka untuk Umum (berdomisili di Indonesia)


2.       Pendaftaran gratis


3.       Naskah Kritik Sastra berupa esai dengan panjang tulisan minimal 1 halaman


4.       Diketik rapi di kertas A4 dengan margin 3 dan spasi 1


5.        Biodata  penulis ditempatkan setelah naskah (sertakan nama lengkap dan alamat surat)


6.       Untuk mengetahui puisi-puisi yang menjadi materi lomba, silakan kunjungi situs ini:  http://kritiksastra.blogspot.com/2012/07/materi-lomba-kritik-sastra-puisi.html


7.        Naskah lomba (terlampir/attachment) dikirim ke email : putugedepradipta@yahoo.com 
dengan Subyek: Lomba Kritik Sastra _Judul Naskah


8.       Dicari 2 pemenang yang masing-masing mendapatkan Buku Puisi Telaga


9.       Batas akhir pengiriman naskah 20 Agustus 2012



Info ini berkenan untuk disebarluaskan.



Salam hangat

Denpasar, 20 Juli 2012


Kamis, 19 Juli 2012

Materi Lomba


Puisi-puisi Putu Gede Pradipta


Kisah Telur Puisi

Aku muncul dari sebalik dinding purba
Tempat semayam gelap dan maha dingin

Mengambil wujud yang putih dan bersih
Seolah juga aku berpenampilan sempurna

Menetasku disebabkan peraman hangat
Kepala seniman pemilik galeri kata-kata

Jagalah aku. Jika pecah sebelum waktunya
Maka aku akan gagal menetaskan puisi

Yang bila sudah begitu tentu tak ada lagi
Yang menghiasi meja makanmu kelak

Dan demikianlah terjadi di setiap harinya
Rasa hambar akan menikam-nikam lidahmu

Sampai suatu saat kau sendiri yang pecah
Terhidang bersih dan rapi disantap puisi

2012



Burung Sajak

Telah lama kunantikan
Tajam paruh mengoyak
Tubuhku yang rupa telur

Telah lama kunantikan
Cahaya nyala matanya
Membentang jalan sajak

Telah lama kunantikan
Kepak sayapnya tumbuh
Lalu membubungkan aku

Sungguh lama kunantikan
Telur itu menetas burung
Memeram hangat tubuhku

2012



Nelayan

Angin mencipta ombak pada sepasang matanya yang teduh
Bersamaan dalam kepalanya lahir ikan-ikan yang menari liar
Dan di setiap hembusan nafasnya kini telah beraroma laut
Setelahnya ia pun melempar pukat sampai ke dalam jantung

2012



Percakapan di Bawah Hujan

Dua batang pohon sedang bercakap di sebuah halaman.
Hujan telah mengguyur lebih kurang sejam lalu. Sepasang
pohon sudah sepantasnya tahan. Percakapan mereka lebih
menggenang ketimbang hujan. Tapi seorang penyair yang
berada di antaranya hampir saja menghembuskan nafas
terakhirnya. Ia terendam oleh genangan kata yang terus
berjatuhan dari percakapan dua pohon itu.

2012



Capung

Terbang mengasah bara udara
Lalu disimpan dalam dingin telaga
Sebelum petang meminangnya

2012



Lilin

Sebab nyalaku tak oleh sekedar api
Aku pun mesti disuguhkan sunyi
Dan ditiupi hening doa dari bibirmu

2012


Putu Gede Pradipta lahir 18 Desember 1988. Berhunian di Denpasar. Sempat menempuh pendidikan Biologi. Tahun 2011 puisinya lolos kurasi Temu Sastrawan Indonesia IV Ternate.